Sesungguhnya Amal itu Tergantung Pada Niatnya Kunjungi Kami!

Hasrat Akan Makna

Semut saja tidak pernah duduk manis sendiri di lubang tempat ia tinggal. Ia harus segera keluar dari lubang tersebut untuk melakukan sesuatu. Yaitu, mencari makan dan menyimpan makanannya untuk kepentingan jangka panjang. Jika diam, itu berarti sama saja menyerahkan hidupnya pada kematian. Bagaimana mungkin ia akan mendapatkan makan, jika duduk manja. 

Mencari demi kebutuhan hal yang membuar hasrat semut semakin menjadi-jadi. Semakin mencari, semakin banyak yang harus ditemukan. Tidak akan ada penemuan, tanpa adanya pencarian. Jika semuat ini hanya memiliki nafsu-makan pada dominasi dari semua jenis dan binatang. Maka, manusia tentu berbeda dan lebih unik dibanding dengan hewan ini.

Teman-teman, apakah kamu juga pernah merasakan tak nyaman dengan dirimu. Tak melihat suatu penemuan dibalik apa yang kamu hasilkan. Hal apakah yang paling kamu temukan, di balik keberhasilanmu? Ada satu hal penting yang hampir saja terlupakan oleh rata-rata orang. 

Sesuatu yang membuatnya terus mencari, dan membuatnya memiliki energy di luar dari biasanya. Sesuatu itu adalah “makna”. Tanpa ada makna yang ditemukan pada penemuan keberhasilan dirimu. Sebenarnya hakekatnya kamu belum menemukan apa yang belum kamu temukan. 

Penemuan ini akan membuatmu semakin asyik dengan proses yang harus dibayar demi keberhasilanmu. Saat kamu merasakan begitu bermaknanya hidupmu karena penemuan ini, saat itulah semuanya terasa indah. Keindahan yang membuat hatimu indah; tentram dan nyaman. Maka, ucapkanlah, sungguh ini adalah hal yang luar biasa.

Sebenarnya sich, jika mau jujur saja. Kamu tak harus menunggu agar upayamu menghasilkan sesuatu untuk kemudian segera mencari makna dibalik keberhasilan tersebut. Justru, kamu akan bisa menemukan makna di mana saja, terutama di balik mengapa kamu harus mencapai impianmu. Mengapa kamu harus segera menuntaskan pekerjaanmu, dan makna apa yang ada dibalik kisah perjuanganmu demi impian yang tinggi. 

Misalnya, saat kamu malas di kelas mendengarkan khutbah guru yang tak mau memahami kamu dan teman sekelasmu saat proses belajar berlangsung. Kamu bisa hilangkan rasa malas yang menyebabkan kantuk dengan melihat makna di balik aktivis belajarmu. Misalnya, “terimakasih Tuhan, dengan belajar berarti Engkau beri aku kesempatan untuk mensyukuri akal yang telah Engkau anugerahkan.”

Atau, jika kamu kurang puas dengan yang demikian. Kamu bisa dengan menambah agar kalimat menjadi lebih panjang namun dengan penuh kata-kata yang benar menggoyangkan emosimu. Misalnya, aku belajar, berarti aku sudah turut membahagiakan kedua orang tuaku, saat aku berhasil membahagiakan kedua orang tuaku, berarti aku sudah mampu membuat Tuhan tersenyum. Saat Tuhan tersenyum, seluruh langkahku akan semakin dikuatkanNya.”

Bisa saja, kamu hubungkan pekerjaanmu dengan apa yang kamu anggap bernilai. Misalnya, kamu menggap bahwa waktu adalah segala-galanya. Untuk menemukan makna dibalik aktivitas belajarmu di kelas, berfikirlah. “setiap menit yang kuhabiskan untuk belajar, adalah investasi termahal yang akan kurengkuh kembali 10-20 tahun mendatang, bahkan saat aku sudah usia udzur. Aku pun akan merasakan nikmatnya semua investasi waktu muda demi belajar. Sungguh, waktu sekarang luar biasa. Lebih baik belajar dan malu sekarang, daripada belajar saat sudah sepuh dan malu untuk selama-lamanya. “

Nah, hati-hati ya. Menemukan makna pada setiap aktivitasmu akan menyebabkanmu kecanduan akan aktivitas tersebut. Kamu akan dibuat olehnya menjadi betah bersamanya, (maksudku bersama aktivitasmu). Seakan-akan, tidak ada hal lain yang lebih nikmat daripada makna itu sendiri. 

Jadi, jangan khawatir lagi mengapa seribu tetesan bisa memecahkan kerasnya batu. Itu disebabkan terus-menerusnya proses tetesan air pada batu. Andaikata hal tersebut berhenti di satu waktu, bisa jadi batu keras itu akan segera pulih kembali. 

Tujuanku hanya ingin memberi tahu, kebermaknaan akan membuatmu semakin terus-menerus mengalahkan semua rasa takutmu, gelisahmu akan kegagalan masa depanmu yang sudah terlanjur dipersepsi dengan buruk oleh kegenitan akal busuk. 

About the Author

Master of Psychology | Writer | Content Creator | Adventurer

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.