Sesungguhnya Amal itu Tergantung Pada Niatnya Kunjungi Kami!

Jangan Remehkan Kondisi Emosi

 

“Belajarlah untuk keadaan di sekitar atau dalam diri sendiri. Berusalah untuk berdamai. Jangan paksanakan pikiran negatif terhenti, tetapi hadapilah dengan menghadirkan pikiran positif sedikit demi sedikit. Membiarkan pikiran dan emosi negatif hanya akan menjadi racun yang akan merongrong vibrasi dan sistem diri.”

Apa yang menjadi pemikiran dan mendominasi dalam otak akan mempengaruhi secara signifikan terhadap emosi. Sebagaian besar kita langsung memotong secara paksa dan kaku akan pikiran negatif. Kemudian, memaksakan berpikir positif seketika dengan berbagai caranya. 

Untuk berubah, dibutuhkan waktu dan proses. Menghentikan pikiran negatif tidak serta merta seketika juga, dibutuhkan waktu—proses. Meskipun seketika bisa berubah, kecenderungannya akan kembali negatif setelah kondisi-kondisi memungkinkan. 

Langkah preventif lebih diuntungkan untuk menyelesaikan pikiran negatif. Bila saja pikiran negatif terjadi, tak apalah juga namun dibutuhkan proses waktu penyembuhan yang lebih lama. Sejauh mana pikiran negatif lama bersarang di dalam benak pribadi masing-masing. Pikiran dominan—akumulasi sekian waktu—pada akhirnya mengarahkan pada emosi. Pikiran dominan positif membawa kepada emosi positif, begitupun negatif. 

Juga perlu disadari, sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Fiky—praktisi pikiran dan perasaan, menyebutkan bahwa pikiran dan emosi (perasaan) berkembang dan mengakar bila diberi perhatian. Saat pikiran negatif diberi perhatian, maka ia akan tumbuh subur bahkan mengganggu keseharian. 

Karena itulah, perlu melemahkan pikiran negatif dengan mengurangi perhatian terhadapnya. Selebihnya, arahkan perhatian kepada pemikiran yang positif. Dengan sendirinya, pikiran negatif akan menjadi semakin lemah. Berikut beberapa langkah untuk mengalihkan pemikiran negatif menjadi positif secara tepat tanpa ada paksaan yang justru mendampak tak efektif;

Mengidentifikasi. Kenali jenis emosi yang sedang dihadapi, kemudian carilah pikiran yang searah penyebab emosi. Misal saja, seorang yang terjebak macet di tengah terik matahari siang hari lebih mudah tersulut emosi negatifnya. Setelah mengidentifikasi emosi, ia jengkel saat tak sengaja mobilnya kesenggol motoran yang ugal-ugalan. Ia jengkel, panasnya terik siang hari, ia jengkel lamanya macet yang tak cepat terurai. Ditambah lagi pekerjaan kantor yang menuntut banyak hal sehingga menambah beban pikiran. saat mulut sudah bersumpah serapah kepada pengendara motor tadi, itu artinya bukan sekedar luapan kesenggol motor, tetapi semua beban pikiran yang tersimpan sudah keluar dari sarangnya. Memastikan letak masalah memudahkan bagi solusi untuk menyelesaikannya.

Menantang Diri Sendiri. Sifat pikiran cepat berkembang. Ketika ada masalah maka kecenderungannya akan dilebih-lebihkan. Atau meletakkan sesuatu tidak pada porsinya. Masalahnya sesendok, tapi diposisikan dalam porsi seember. Masalah sebenarnya hanya masalah uang parkir, tapi kemudian sumpah serapah keluar semua dari mulut dari orang yang santun. 

Mulailah meragukan kesimpulan akan kondisi yang sedang dihadapi. Tantang diri untuk mempertanyakan jenis kesesatan pemikiran. Benarkah ia melakukan demikian dengan niat kesengajaan untuk merugikan orang lain? Benarkah ia benar-benar sengaja untuk menipu orang lain? Atau mungkin dia kesulitan menghadapi kondisinya sehingga meluapkan sampah kepada orang lain? Galilah pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam.

Sebut saja suatu ketika kita dihadapkan kondisi lingkungan kerja kantor yang seolah-olah memojokkan diri kita. Tanyakan, benarkah mereka dengan sengaja ingin memojokkan dan menyingkirkan kita? Benarkah semua orang di kantor tidak menyukai kita? Bila memang demikian, tetapi mengapa masih dipertahankan? Dan seterusnya. Terus tantang diri menggali lebih dalam dan berusaha melihat secara objektif masalah yang sedang dihadapi. Terkadang, apa yang dipikirkan tak senegatif dalam kondisi nyata. Kata orang, “Tak sesulit apa yang kita pikirkan,” ini juga berlaku dalam jenis pikiran negatif lainnya. Mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri dapat mengungkapkan keterbatasan dalam pemikiran. 

Memahami Makna. Bahwa di balik apa yang terjadi menyisakan makna bagi seseorang. Pahitnya kehidupan selalu mengajarkan suatu hal kepada seseorang. Ia mungkin terlahir dengan fasilitasa terbatas, tetapi ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang menerimanya sehingga memiliki mental yang kuat. Ingat, kata orang bijak pelaut yang handal lahir dari ombak yang ganas. Seruling yang indah lahir dari proses membakaran yang pas. Atau pedang samurai lahir dari pembakaran yang tak sembarangan. Artinya, semakin kuat menghadapi kondisi negatif sebijak mungkin maka semakin baik. 

Mencari Pengganti. Keadaan diri kita tidak akan berubah dan akan tetap begitu saja hingga kita merubahnya sendiri. Keadaan yang dihadapi adalah tanggungjawab masing-masing—jangan sekali-kali menyalahkan orang lain melebihi porsinya sebelum intropeksi diri. 

Pemikiran melahirkan emosi dan perasaan, yang kemudian melahirkan tindakan. Tindakan seseorang menggambarkan bagaimana ia berpikir dan mengelola emosinya. Dengan mengganti pemikiran yang destruktif menjadi pemikiran yang proaktif—membangun, maka lambat laun akan menjadikan kondisi semakin baik. Cobalah pikirkan, bila pikiran atau emosi destruktif tetap dipertahankan tanpa ada perlawanan masif, kira-kira apa saja dampaknya? 

Gunakan Imajinasi. Cobalah mengimajinasikan bagaimana diri mampu menghadapi emosi negatif di masa depan. Bayangkan bagaimana kondisi saat demikian? Meskipun pikiran negatif tak mungkin bisa dihilangkan dan selalu hadir dalam bentuk yang bermacam-macam kita tetap memiliki hak. Kita berhak memilih apakah kita ikut menjadi negatif atau hanya melihat dari luar saja. Ikan di lautan tak ikut asin oleh asinnya air laut.  

Imajinasi akan melahirkan asosiasi terhadap pikiran/emosi. Karena pikiran tak mampu membedakan antara pengalaman imajinatif dan pengalaman nyata. Sehingga, pengulangan yang konsisiten akan membawa kepada penguasaan terhadap emosi.

About the Author

Master of Psychology | Writer | Content Creator | Adventurer

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.