Hari ini aku banyak sekali garapan tugas, dari presentasi di kelas sampai melaksanakan investigasi terkait isu yang sedang beredar di kampusku. Ah, belum lagi aku harus menulis setiap hari. Di blog kesayangan yang juga menjadi prioritas utamaku. Di sanalah aku gantungkan jiwaku.
Seperti biasanya, kebiasaanku adalah menunda pekerjaan, sampai mendekati hari yang telah ditentukan. Ya, ini sudah menjadi kebiasaan turunan waktu dari masa silam. Entah mengapa, namun untuk hal yang menjadi minatku seperti menulis, membaca tidak bisa ditunda-tunda. Harus segera aku laksanakan. Serasa “gathel” bila ditinggal mubazir begitu saja.
Bagaimanakah seseorang yang sudah divonis mati oleh dokter tinggal beberapa tahun lagi? Apakah ia akan bersemangat atau tidak? Tergantung pada bagaimana masing-masing individu memandang tentang tenggat waktu yang sudah terbatas. Bila berfikir positif, maka itu menjadi kekuatan penuh untuk mengisinya dengan bijaksana.
Andaikan deadline dipandang sebagai vonis yang positif, saya kira tak semuanya orang mudah menunda pekerjaan. Karena waktu itu hanyalah sekali, dan tidak ada pengulangan sama sekali. Seseorang yang menunda kebaikan, biasanya tak akan pernah melakukannya sama sekali.
Karena menghayal itu adalah sebuah doa, namun dalam tanda titik yang memberikan seribu makna harapan. Bukannya menghayal yang bukan-bukan. Menghayal berarti membayangkannya, merasakanannya dan pada akhirnya menerimanya. Rata-rata, mereka yang menunda ada dua kemungkinan. Pertama, meremehkan pekerjaan, kedua membayangkan betapa beratnya pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Nah, dari sisi ini, sebenarnya menghayalkan bahwa semuanya sudah beres, dan pasti akan memberikan perasaan senang dan tenang. Bila begini, mana mungkin mau menunda pekerjaan.
Tak hanya itu, dalam hayalan ada harapan. Dan harapanlah yang membuat seseorang bertahan, berharap ada yang baik maka demi itu semua orang mau dan rela melakukan apa saja. Tumbuhkan harapan yang positif.
Tiga landasan utama saat mengerjakan sesuatu, adalah tahu ilmunya terlebih dahulu, baru dibumbui dengan 3s; ikhlas, cerdas dan kerja keras. Ketiga pilar ini yang membuat orang ketagihan untuk bekerja dan terus bekerja. Bukan asal-asalan, namun benar-benar diharapkan.
Ketiga hal tersebut; kerja yang ikhlas, cerdas dan keras itu diibaratkan pegangan yang sangat erat. Awalnya kita berjalan di pepegunungan yang curam, namun bagaimana mungkin kita terselamatkan, bila kita tidak berpegangan pada apa pun. Nah, ketiga itulah pegangan yang kuat untuk mengantarkan kita semua sampai ke puncak. Bila terpaksa tidak berpegangan yang erat terhadap ketiga hal tersebut, maka pada akhirnya kita akan jatuh lagi ke lembah yang lebih rendah.
Tak ada bunga yang akan mekar tanpa terguncang..
Semua bunga indah di dunia ini mekar saat sedang terguncang..
Saat sedang terguncang, batangnya akan menjadi lurus..
Tak ada satupun kelopak yang tak pernah goyah..
Dimana ada bunga yang akan mekar tanpa terkena tetesan air hujan???
Semua bunga yang bersinar di dunia ini mekar saat tersiram hujan..
Ketika tertiup angin dan tersiram hujan, kelopak bunga mekar dengan hangat..
Seperti layaknya bunga yang akan mekar,, Di dunia ini , Tak ada kehidupan yang berjalan tanpa ada masalah. Maka, vonislah dirimu bila tak mau mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Bukan mengerjakan apa yang senang dikerjakan.