Dari mana datangnya penulis?
Huruf menjadi penanda sejarah dari prasejarah. Kesejarahan dengan kata-kata yang ada terus menjadi koridor daripada ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kemajuan suatu masyarakat. Generasi yang mewariskan nilai-nilai kepada turunannya; keluhuran, pendidikan, dan hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Yang mungkin telah hilang, bagaimana penanda itu tetap dijunjung tinggi. Membaca dan menulis menjadi keseharian yang tak terelakan.
Al-Quran ditulis di zaman Kholafairrosyidin Utsman bin Affan. Karena Bid’ah hasanah itu, umat Islam mengkajinya. Abu Abdillah Muhammad Ismail bin Bukhari (810-870) mengumpukan hadits-hadits rasul. Kesemuanya ditulis dalam catatan pena. Manfaatnya sangat dirasakan di tengah-tengah masyarakat. Para ulama’ tradisional, dan kontemporer menulis sebagai kebutuhan penyampain ilmu pengetahuan. Kesemuanya bukan untuk ketenaran, apalagi komersial. Murni pengabdian lillahi ta’ala.
Andaikan tulisan-tulisan yang menjadi simbol pengetahuan sirna dan buku tidak pernah tercipta maka ketidakpedulian pengetahuan menjadi nyata. Yang kemudian manusia itu semakin menderita oleh sikapnya sendiri. Kabar baiknya, itu tak pernah terjadi. Namun zaman keemasan Islam dan keemasan Yunani pernah terjadi, sayangnya belum bisa terwujud kembali.
Dalam rangka pendidikan, telah lahirlah buku “Ada Kata Terselip Tanya.” Karya pertama bagi madrasah dan bagi mereka yang terbit menjadi buku antologi. Genre buku ini yaitu sastra puisi. Ditulis dalam rentang waktu 2022 – mei 2023 oleh angkatan tahun 2021-2022 semester genap tahun pelajaran 2022/2023.
Antologi puisi bertemakan seputar pendidikan, keluarga, harapan, dan agama. Mungkin sederhana, namun di balik kesederhanaan itu perlu dipahami lebih mendalam “alasan mengapa buku dilahirkan?”
Buku ini pula menjadi dasar menyematan anggapan ‘penulis’. Karena mereka telah benar-benar menerbitkan buku. Namun, penulis itu adalah proses, bukan akhir. Ketika proses itu terhenti, maka sematan kata penulis pun mandek. Artinya, tak berlaku lagi. Seringkali kukatakan kepada mereka, “Kalian adalah penulis selama kalian menulis dan membaca. Saat kalian berhenti menulis, saat itulah gelarmu kau letakkan yang seiring waktu akan sirna.”
105 halaman telah selesai diselesaikan. Satu lembar berisi gambar ilustrasi sisanya adalah kumpulan puisi. Terbitlah buku dengan ukuran 14x20,5 cm dengan softcover. Terbit ISBN di bulan Juni 2023. Harga jualnya yaitu: Rp, 49.000 WIB. Alhamdulillah, bifadhlillah.